secara umum, Hong Kong saya bagi menjadi 4 wilayah : Hong Kong Island, Kowloon, New Territories & Lantau Island.
untuk daerah lain di Hong Kong Island yang lebih ke arah timur seperti North Point atau yang lebih ke arah barat seperti Kennedy Town, memiliki pengunjung yang lebih beragam dibanding Central & Causeway Bay, walaupun tempat wisata yang mereka pilih sebenernya masih gitu gitu aja ; kalo ngga' art gallery pasti ga jauh dari bookstore/library.
yang saya ngga’ tau, ada Coffee Roastery di deket masjid, dan ada toko Indonesia yang menjual makanan Indonesia yang jelas murah dan jelas halalnya. toko Indonesia dan KFC Wan Chai inilah yang membuat saya bisa mengatur budget makan saya lebih efisien sehingga saya bisa membeli lebih banyak mainan di Mong Kok.
jika bicara soal budget liburan ke Hong Kong, sebenarnya ini sama seperti saat kita bicara budget untuk liburan ke kota/negara mahal di asia lainnya kalau tidak pakai tour seperti singapura, shanghai, kyoto dan teman temannya ; we have to choose what to sacrifice.
sekali makan mahal? iya, rata rata 100 HKD (sekitar 250rb-an) sekali duduk. ngopi? mulai dari 50 HKD (sekitar 125rb-an) untuk 1 gelas. kalau minum matcha apalagi yang ceremonial grade tentu harganya di atas itu. kalau mau makan murah, makanlah di KFC Wan Chai atau toko toko Indonesia, which is ini adalah yang kami lakukan.
tapi makanan bukan yang termahal dari Hong Kong. yang termahal di Hong Kong adalah transportasi :)))
ticket pesawat ke Hong Kong itu tergantung kita tinggal di mana, bandara terdekat dari rumah kita itu apa dan ke Hong Kong-nya kita terbang dari mana dan naik apa.
karena saya tinggal di Bontang, yang paling convenient untuk saya jelas terbang dari SAMS Sepinggan Balikpapan International Airport dengan rute terbang Balikpapan - Singapore (karena kalau terbang dari samarinda ke jakarta rasanya terlalu jauh memutar) dan lanjut terbang ke Hong Kong dari Singapore dengan Singapore Airlines setelah menginap semalam di Joo Chiat karena di sanalah makanan makanan halal kesukaan saya banyak berada.
tapi yang jelas, saya selalu memilih tanggal terbang di saat maskapai di dunia lagi butuh butuhnya duit yaitu setelah lebaran idul fitri dan setelah orang orang pulang haji.
terkait penginapan, biasanya saya punya specific requirement dan bener bener ngga’ ada ruang negotiate terkait hal hal ini : harus dekat dengan masjid, dekat dengan makanan halal, dekat dengan halte bus/station MRT/MTR/halte Tram utama, memiliki space untuk solat yang nyaman, memiliki kamar mandi dalam karena saya suka solat malam jadi perlu nyaman untuk wudhu.
ngga’ ada ya cerita saya nginep di hostel/dorm yang cuma dapet space sebesar liang lahat yang cuma muat dipake buat tidur dan main hape. daripada ke luar negeri ngga’ ada privacy dan solat ngga’ ada space, mending saya di rumah aja berdo’a banyak banyak. makanya budget hotel saya adalah 1juta/orang/malam maksimal. ya kalo saya berangkat bertiga sama Annisa, berarti harga hotel maksimal 3juta/malam. budget yang cukup untuk memberi kami pilihan, tapi bukan juga budget yang membuat kami bisa menginap di Mandarin Oriental atau di The Peninsula Tsim Sha Shui yang di atapnya ada kantor imigrasinya itu.
kenapa saya bilang transportasi di Hong Kong adalah yang termahal? karena komparasinya adalah singapura.
di singapura, paling mahal sekali tap itu sekitar 3 dollar singapura itupun jarang banget. ya paling sering sekitar 1-2 dollar aja. sedangkan sekali tap di stasiun MTR itu bisa sampai 25 HKD, kalo naik bus malah bisa langsung kena fare terjauh sekitar 40 HKD sekali tap. akhirnya selama di Hong Kong kami bener bener membatasi diri jangan sering sering ke Kowloon dan fokus muter muter di Hong Kong Island aja jadi bisa ke mana mana naik tram yang jauh dekat 3 HKD dan bisa bayar pake koin dan octopus card.
segitu mahalnya Hong Kong, jadi sebenarnya Hong Kong itu cocok untuk orang yang seperti apa sih?
orang yang suka belanja, urban, culture. suka jalan kaki malam malam, suka nyoba nyoba kopi, suka makan makan dan suka duduk duduk bengong di taman, karena greenery di Hong Kong itu ngga' ada yang jelek.
tempat untuk mereka yang punya makna sendiri tentang Hong Kong, makna yang lebih mendalam dari apa apa yang hadir di social media. kalau perjalananmu adalah untuk social media, lebih baik ke Jepang atau ke Seoul saja.
No comments:
Post a Comment